Selamat Datang-Selamat Datang-Selamat Datang-Selamat Datang-Selamat Datang-Selamat Datang

sedarlah manusia yang pelupa

إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مشرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبةبتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)  
Pertama, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita pada Allah dengan berupaya maksima untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga sunnah Rasul Saw.
Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan…. Selanjutnya, selawat dan salam mari kita bacakan untuk Nabi Muhammad saw sebagaimana perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan selawat dan salam pada Nabi (Muhammad) saw. (QS Al-Ahzab : 56).
Beberapa tahun belakangan ini, khususnya sejak Disember 2004 lima tahun silam; saat tsunami menerjang kawasan Barat Indonesia, khususnya wilayah Nanggro Aceh Darussalam, kita semakin sering melihat dan menyaksikan berbagai peristiwa besar yang menimpa, dan terakhir gempa dengan kekuatan 7.8 SR menggoncang wilayah Sumatera, khususnya kota Padang dan Padang Pariaman.
Peristiwa-peristiwa besar (bencana alam) itu bahkan juga menimpa hampir semua kawasan di atas muka bumi ini, tak terkecuali negara-negara maju teknologi seperti Jepun, Taiwan, China, Eropah, Amerika dan sebagainya.
Berbagai bencana alam seperti, gempa bumi, banjir besar, tsunami, berbagai penyakit yang mewabak dan bahkan di berbagai kawasan Amerika malah angin topan dan badai, seakan telah menjadi tontonan biasa.
Yang lebih menyedihkan lagi ialah, semua peristiwa besar tersebut dipandang bagaikan peristiwa yang terjadi begitu saja, tanpa ada kaitannya dengan kehendak Tuhan Maha Pencipat alam ini, yakni Allah Ta’ala dan tanpa ada kaitannya dengan perbuatan manusia terhadap Allah, Tuhan Pencipta mereka.
Hal tersebut dapat kita lihat ungkapan dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat yang mengandungi semangat melawan bencana-bencana besar tersebut dengan cara membangun rumah dan gedung anti gempa, teknologi penghalang tsunami, terusan raksasa pengendali banjir, hujan buatan untuk mengatasi kekeringan, menciptakan vaksin anti berbagai virus yang menyebar di berbagai penjuru dunia dan sebagainya.
Apa yang diberitakan, dibincangkan dan dilakukan sama sekali tidak mencerminkan hubungan semua peristiwa itu dengan Allah, Rabbul Alamin.
Cara Pandangan Manusia Terhadap bencana Alam
Kalau kita mentadabburkan ayat-ayat Al-Qura’an terkait bencana alam yang menimpa berbagai umat sebelum kita, sejak zaman nabi Nuh, Ibrahim, Luth, Syu’aib, Sholeh, Musa dan sebagainya, kita akan menemukan dua pandangan manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas bumi ini.
Pertama, cara pandang orang-orang kafir dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya. Cara pandang orang-orang yang sombong pada Allah dan tidak mengenal Tuhan Pencipta alam yang sebenarnya. Cara pandangan orang-orang sekular yang tidak mampu melihat kaitan antara Tuhan dengan hamba, antara agama dengan kehidupan dan antara dunia dan akhirat.
Manusia semacam ini adalah manusia yang tidak pernah mau dan tidak mampu menjadikan berbagai peristiwa alam tersebut sebagai pelajaran dan sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka bukannya menghisab diri dan kembali kepada Allah, melainkan semakin bertambah kesombongan dan pembangkangan mereka pada Allah dan Rasul-Nya. Hal seperti ini dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, di antaranya dalam surat Ghafir / 40 : 21 – 27 :
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ كَانُوا مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا هُمْ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَآَثَارًا فِي الْأَرْضِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ (21) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ (22) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآَيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (23) إِلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (24) فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوا أَبْنَاءَ الَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ وَاسْتَحْيُوا نِسَاءَهُمْ وَمَا كَيْدُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (25) وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ (26) وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ 
"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah" (21)
"Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya" (22)
"Dan sesungguhnya telah Kami utuskan Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,(23) kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta."(24)
"Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka." Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka)" (25)
"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerosakan di muka bumi."(26) Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab."(27) (Q.S. Ghafir : 21 -27)
Kedua, cara pandang orang-orang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Apa saja peristiwa alam yang terjadi mereka kembalikan semuanya kepada kehendak dan kekusaan Allah, mereka hadapi dengan hati yang penuh iman, tawakkal, sabar dan tabah serta mereka lihat sebagai sebuah ujian dan musibah untuk menguji kualiti keimanan dan kesabaran mereka, atau menganggap sebagai teguran Allah atas kelalaian dan dosa yang mereka lakukan.
Selain itu, semua peristiwa yang menimpa manusia mereka jadikan sebagai momentum terbaik untuk menghisab diri (taubat) agar lebih dekat kepada Allah dan sistem Allah dan Rasul-Nya. Pada saat yang sama merekapun meninggalkan larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang berjaya dalam beriteraski dengan alam dan dalam menghadapi berbagai ujian dan cubaan semasa hidup di dunia dan juga di akhirat kelak. Allah menjelasakannya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 155 – 157 :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)
"Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami sedang menuju kembali kepada-Nya) (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (157) (Q.S. Al-Baqoroh / 2 : 155 -157)
Penyebab Terjadinya Musibah
Al-Qur’an dengan tegas menjelasakan bawa sebab utama terjadinya semua peristiwa di atas bumi ini, sama ada gempa bumi, banjir, kekeringan, tsunami, penyakit tha’un (mewabah) dan sebagainya disebabkan oleh manusia itu sendiri, baik yang terkait dengan pelanggaran sistem Allah yang ada di laut dan di darat, maupun yang terkait dengan sistem nilai dan keimanan yang telah Allah tetapkan bagi hambanya.
Semua pelanggaran tersebut (pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran syariat Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, termasuk Nabi Muhammad Saw), akan mengakibatkan kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah tersebut direalisasikan dengan berbagai peristiwa seperti gempa bumi, tsunami dan seterusnya.
Semakin besar pelanggaran manusia atas sistem dan syariat Allah, semakin besar pula peristiwa alam yang Allah timpakan pada mereka. Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an :
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (40)
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Q.S. Al-Ankabut / 29 : 40)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)
Telah nampak kerosakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Q.S. Ar-Rum / 30 : 41)
Melalui ayat-ayat Al-Qur’an tersebut jelaslah bagi kita bahwa :
  1. Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di atas bumi dan alam semesta ini tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melainkan sesuai kehendak dan ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Ta’ala.
  2. Berbagai persitiwa dan bencana itu disebabkan kederhakaan dan kesombongan manusia terhadap Allah dan syari’at Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka lakukan. Lalu Allah menurunkan berbagai azab atas mereka.
  3. Orang-orang kafir, sombong dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya melihat berbagai peristiwa tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak Allah. Mereka tidak dapat mlihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau cubaan. Melainkan hanya menambah kesombongan dan kekufuran kepada Allah. Sikap yang mereka kembangkan juga seakan melawan kehendak Allah. Namun sayang, sepanjang perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu mengalahkan dan melawan kehendak Allah, kendati Fir’aun yang begitu hebat memiliki semua kekuatan semasa berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkainya dapat kita saksikan sekarang di sebuah museum di Mesir. Demiakian juga dengan negara-negara maju hari ini seperti jepun, Eropah dan Amerika. Belum pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami dan berbagai bencana yang Allah turunkan di negeri mereka. Semuanya lemah dan tak berdaya di hadapan kehendak Allah.
  4. Sebaliknya, orang-orang beriman akan melihat semua peristiwa yang terjadi merupakan ujian dan teguran dari Allah. Mereka akan segera kembali dan bertaubat pada Allah. Semakin taat pada aturan Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah maupun syari’at Allah.
  5. Sistem Allah terkait dengan imbalan (pahala) dan hukuman (punishment) bukan hanya terjadi di akhirat, melainkan sudah Allah terapkan sejak kita hidup di dunia. Setiap kebaikan yang dibangun di atas dasar iman pada Allah dan ketaatan pada-Nya dan Rasul-Nya akan berakibat keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat. Sebaliknya, setiap pelanggaran sistem Allah yang terkait dengan keimana, syari’ah, akhlak, sunnatullah dan sebabgainya akn berakibat kepada tidakan Allah melalui berbagai bencana yang Allah timpakan kepada manusia. Mari kita renungkan firman Allah berikut ini : 
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96) أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (99)
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(96) Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?(97) Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?(98) Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi."(99) (Q.S. Al-A’raf / 7 : 96 – 99)
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وايكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قول هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه هو السميع العليم ......
krdt http://www.squad99.org
Baca Lagi>> - sedarlah manusia yang pelupa

Membersihkan Hati

1. Banyak meluangkan masa untuk muhasabah diri.
Waktu terbaik untuk muhasabah diri adalah selepas selesai solat fardhu. Ambillah sedikit masa untuk duduk diam seketika selepas selesai solat dengan melihat dan merenung kembali kekurangan dan kelemahan yang wujud dalam diri. Mengingati kekurangan dan kelemahan bukanlah untuk disesali tetapi untuk diperbaiki.
Waktu yang terbaik juga untuk muhasabah diri adalah beberapa ketika sebelum terlelap pada waktu malam. Soalan yang harus ditanyakan dalam diri ialah “ Apa yang sudah saya lakukan sepanjang hari ini?”
2. Terima hakikat tiada kejayaan sebenar di dunia ini.
Terimalah hakikat bahawa kejayaan di dunia ini bukanlah ukuran kejayaan yang hakiki, sebaliknya kejayaan sebenar adalah apabila kita bertemu dengan Allah SWT, kita dikurniakan syurga. Kejayaan yang dikecapi di dunia adalah subjektif, dan ianya berbeza mengikut individu. Hati akan mudah terubat apabila kita membisikkan “ tidak ada yang sempurna di dunia ini,” apabila menemui kegagalan di dalam sesuatu usaha.
3. Berusaha mendapatkan ilmu berkaitan diri sendiri
Ramai yang tidak percaya akan kewujudan dan kepekaan pancaindera yang keenam iaitu “pandangan mata hati”. Namun begitu, ilmu berkaitan dengan diri sendiri mudah diperoleh jika kita menggunakan pancaindera ini, dan dengannya juga kita mampu melihat dan menilai segala kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri. Namun bagaimanapun pancaindera ini akan lebih efektif sekiranya diri kita selalu dekat dengan Allah dan patuh kepada setiap perintah-Nya.
4. Belajar daripada orang lain.
Belajar daripada orang lain adalah sebahagian daripada proses kehidupan dan perkembangan seseorang manusia. Proses pembelajaran ini akan lebih berkesan dengan melihat setiap perkara yang berlaku di sekeliling dengan kaca mata seorang pelajar dan digabungkan dengan pandangan mata hati hendak belajar. Melalui proses inilah segala yang buruk dapat dijadikan pengajaran untuk dihindari manakala perkara baik yang ditemui, tempuhilah sebagai pedoman untuk terus memperbaiki diri. Ingatlah, orang yang bijaksana menjadikan semua perkara di sekelilingnya sebagai tempat belajar dan sentiasa memperbaiki kualiti hatinya.

Artikel yang berkenaan dengan Bagaimana Mengurus Dan Membersihkan Hati Anda?

  • Nilailah Diri Anda!

    Perbuatan dan tingkah laku seseorang membolehkan individu-individu lain mempunyai persepsi imej mengenai diri anda. Apabila kita menunjukkan perilaku positif, individu-individu lain mempunyai persepsi imej positif ...
  • Senyuman Di Bulan Puasa

    Senyuman ibarat satu pemandangan indah yang mendamaikan jiwa apatah lagi senyuman yang dilemparkan itu ikhlas dari hati yang tulus. Hanya tinggal beberapa hari sahaja lagi ...
  • Jangan Mudah Menilai

    Assalamualaikum kepada semua sahabat, Dalam kehidupan seharian yang kita lalui, kita mudah sekali menilai orang lain, dengan sekali pertemuan kita mudah sekali melabel orang itu ...
  • Hakikat Penyakit Riak

    Assalamualaikum w.b.t Firman Allah dalam surah al-Ma'un ayat 4-6 Maksudnya: Maka celakalah bagi orang yang solat. (Iaitu) orang yang lalai solatnya dan orang-orang yang riak.  ...
  • Manusia Sebagai Khalifah

    Manusia dijadikan Allah dari tanah melalui proses dari air mani dan seterusnya bertukar menjadi sebuku darah, kemudian bertukar pula ketulan daging.

    krdt http://www.fitrahpower.com
Baca Lagi>> - Membersihkan Hati

JANGAN SOKONG PEMIMPIN YANG BOHONG DAN ZALIM

عَنْ حُذَيْفَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنَّا وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ. قال شيخنا الشيخ شعيب الأرناؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين .

Daripada Huzaifah daripada Nabi SAW, Baginda bersabda : "Bahawasanya akan wujud (akan datang) para pemerintah yang berbohong dan berlaku zalim. Barangsiapa yang membenarkan pembohongan mereka dan membantu atas kezaliman mereka, maka (mereka) bukan daripada (golongan) kami dan aku bukan daripada (golongan) mereka, dan dia tidak akan menemuiku di haudh (telaga kauthar di akhirat kelak). (Sebaliknya) sesiapa yang tidak membenarkan pembohongan mereka dan tidak membantu atas kezaliman mereka, maka dia daripada (golongan) ku dan aku daripada (golongan) nya dan dia akan bertemuku di haudh". (Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya. Kata guru kami, Syeikh Syu'aib al-Arna'uth, sanad hadith ini sahih berdasarkan syarat al-Bukhari dan Muslim)

1520 حَدِيثُ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُمْلِي لِلظَّالِمِ فَإِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ ثُمَّ قَرَأَ ( وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ ) *

1520 Diriwayatkan daripada Abu Musa r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan memanjangkan usia atau waktu bagi orang-orang yang zalim. Walaupun begitu Allah tetap menyiksanya, maka Dia (Allah) tidak akan melepaskannya. Kemudian beliau membaca firman Allah: ( وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِىَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ ) Yang bermaksud: Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazabkan penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azabNya itu adalah sangat pedih lagi keras *

krdt

http://yusofembong.blogspot.com

Baca Lagi>> - JANGAN SOKONG PEMIMPIN YANG BOHONG DAN ZALIM